JIKA REZEKI ANDA LAMBAT

ilustrasi @sumatra.bisnis
Setiap kita pasti menghajatkan rezeki yang lancar, melimpah, halal, bagus, dan berkah. Akan tetapi, tidak semua yang kita hajatkan itu sesuai dengan realita. Bahkan, realita amat sering berkebalikan dengan apa yang diinginkan. Alih-alih mendapatkan rezeki yang lancar, sebagian kita justru mendapati karunia yang terasa lambat.
Jika rezeki benar-benar terasa lambat, apa yang sebaiknya kita lakukan? Sementara untuk makan, minum, papan, pendidikan, dan aneka kebutuhan lainnya terus berjalan saban harinya?
Pertama, tetaplah berbaik sangka kepada Allah Ta’ala. Yakinilah bahwa Dia Maha Mengetahui yang terbaik bagi hamba-hamba-Nya. Kesadaran ini amat penting, agar kita tidak terjerumus kepada jalan yang salah. Sebab, soalan terkait rezeki ini amat berpengaruh dalam keseluruhan hidup kita sebagai seorang hamba di hadapan Tuhannya.
Tetaplah melakukan yang terbaik dalam menjemput rezeki, tanpa harus menentang aturan-aturan-Nya di dalam al-Qur’an dan Sunnah Rasulullah Shallallahu ‘Alaihi wa Sallam.
Setelah berbaik sangka dan mengupayakan jalan yang terbaik, pupuklah hati agar senantiasa bertawakkal kepada Allah Ta’ala. Tawakkal adalah ciri orang yang beriman dan jaminan kecukupan dari Allah Ta’ala.
Selanjutnya, ikutilah anjuran Rasulullah Shallallahu ‘Alaihi wa Sallam yang diriwayatkan oleh Imam Ibnu Majah, “Jangan sampai lambatnya rezeki menyeret kalian untuk mencarinya dengan bermaksiat kepada Allah Ta’ala.”
Godaannya berat. Di sinilah iman dipertaruhkan. Bukankah profesi ‘jualan aurat’ sering dimulai karena alasan tidak punya pekerjaan, suami tidak bekerja, anak-anak kudu makan dan sekolah, serta alasan ekonomi lainnya?
Bukankah maksiat korupsi juga bermula dari tuntutan gaya hidup dan gengsi yang makin meninggi? Termasuk di dalamnya adalah desakan dari pasangan hidup lantaran salahnya menggunakan logikanya yang jernih. Semuanya itu semakin lengkap lantaran tipisnya iman, sehingga lingkungan sekitar menjadi ‘pendukung’, sementara diri sukar menghindari bisikan nafsu yang ditiup oleh iblis terlaknat.
Pun, di banyak bidang lainnya. Godaan maksiat dengan iming-iming bayaran yang tinggi amat menjamur jumlahnya. Termasuk tawaran untuk menjadi bintang di layar kaca dengan membuka aurat atas nama profesionalisme.
Karenanya, tebalkan dan baguskan kualitas iman. Senantiasalah meminta pertolongan kepada Allah Ta’ala. Percayakan urusan pembagian rezeki pada-Nya. Sebab, Dialah Yang Maha Mengetahui mana yang terbaik bagi seluruh hamba-Nya.
Kita hanya diminta untuk mengupayakan. Selanjutnya, biarlah Kuasa-Nya yang membagikan seberapa pun jatah rezeki untuk kita sekeluarga dan kaum Muslimin secara umum.